welcome to Ochy-Yudis-Blog

welcome to Ochy-Yudis-Blog
welcome to ochy-yudis-blog

Minggu, 16 Oktober 2011

you're my last

nah, sekarang saatnya kuliah,, tp sblm pergi kuliah, saya mau ngepost sebuah cerpen dari sahabat saya yudhi habibi (Cotaro D'Black Rose).. selamat menikmati
---------------------------------------------------------

            Ku hanya bisa menatap indahnya bintang
            Dan terbayang akan wajahmu
            Di keheningan malam….

Kututup buku kumpulan puisiku dan kembali menatap langit malam. Sejak hari itu, ku masih saja teringat akan dirinya. Teringat  saat hari pertama kita berkenalan, saat kita menjadi sepasang kekasih, dan hari dimana dia pergi meninggalkanku untuk selamanya.

 ****
23 Maret 2010, 07:30
                  “Perkenalkan, namaku Dwi Utama sari, kalian bisa memanggilku Dwi, atau Sari.” Begitulah kata seorang anak baru di kelasku. Pagi ini penghuni kelasku bertambah 1 orang lagi. “Nah, Dwi… silahkan duduk di bangku kosong disebelah Arie ”,   kata wali kelasku, Bu Melati, yang juga sebagai guru mata pelajaran biologi pada pagi hari ini . Diapun berjalan ke arahku. “perkenalkan, namaku Dwi”, dia berkata sambil mengulurkan tangan, mengajak bersalaman. “perkenalkan, namaku Arie Prasetya, salam kenal”, kataku dan bersalaman dengannya.

            Jam pelajaran akhirnya usai, berganti dengan jam istirahat. Bunyi bel istirahat memecah konsentrasi para siswa yang sedang belajar, begitu juga aku. Aku segera membereskan buku-buku pelajaran dan memasukkanya ke dalam tas. Saat aku mau beranjak pergi ke kantin, tiba-tiba Dwi memegang lenganku, “aku boleh ikut yah”, pintanya. “ yah sudahlah, yuk”. Kamipun berjalan menuju ke kantin. Sesampinya di kantin aku segera membeli roti dan segera kembali ke kelas, tapi lagi-lagi dia menahan langkahku, “ temenin aku makan dong, sepi nih ga ada temen”. Yah, terpaksa deh aku menemaninya. “Dwi tinggalnya dimana ?” aku mulai bertanya, “aku tinggal di kompleks perumahan Bukit Indah, kalau kamu ?” dia balas bertanya, “oh, aku juga tinggal di sana kok, tapi knapa kita tak pernah bertemu ya ?” tanyaku heran. “ belum takdir mungkin ” jawabnya asal.
akupun langsung tertawa, sungguh jawaban yang aneh.

            Tidak terasa bel masuk pun berdering, aku menyuruhnya agar segera menghabiskan makanannya. Kemudian aku dan dia berlari kembali ke kelas  dengan tergesa-gesa karena takut terlambat masuk. Di kelas kami banyak berbicara tentang diri masing-masing, sepeti perkenalan pada umumnya, tentunya dengan suara perlahan agar guru tidak menegur. Dalam percakapan itu, aku tahu bahwa alasan kenapa dia pindah ke sekolahku karena dia merasa tidak nyaman di sekolahnya yang lama.  Katanya dia seperti merasa ‘dikucilkan’ di sekolah itu. Aku bertanya kenapa, tetapi dia tak menjawab. ya sudahlah, pikirku. Aku yang pada dasarnya adalah orang yang malas berbicara, mau tak mau jadi berbicara banyak tentang diriku.
Mumpung lagi ada yang ngajak berbicara, hehehe….   

24 Maret 2010, 10:30
            Hari ini agak berbeda dari biasanya, mungkin karena kini aku mempunyai teman sebangku, setelah hampir 2 bulan aku duduk sendiri saja. Hari ini pun Dwi kembali mengajakku pergi bareng ke kantin, Karena katanya aku adalah orang pertama yang dia kenal dengan baik di kelasku. selama ini aku melihatnya tidak pernah akrab dengan siswi manapun di kelas, entah kenapa, akupun juga tidak tahu.

Hari ini ada jam pelajaran Matematika dengan Pak johan sebagai gurunya. Aku tidak mau terlambat masuk kelas, karena Pak Johan ini sudah terkenal di kalangan siswa-siswi di sekolah kami sebagai guru terkiller, sedikit saja terlambat masuk, maka akan mendapatkan ‘hadiah’ omelan yang luar biasa pedass. Tentu saja Dwi sudah ku beritahu perihal ini, tapi sepertinya dia tidak ambil peduli, terbukti saat bel masuk berbunyi, dia malah dengan santainya masih makan.
Aku pun sudah bersiap-siap akan terkena ‘hadiah’ dari Pak Johan, karena Dwi menahan tanganku agar tetap duduk di sebelahnya.  Akhrirnya kami berdua mendapatkan omelan yang luar biasa pedass itu, plus sindiran yang menyayat hati. Kulihat teman-temanku, semuanya pada menundukkan kepala, entah karena takut, ngantuk, atau sedang berdo’a semoga dia tidak bernasib sama seperti kami. Akhrinya kami diperbolehkan duduk setelah mendengar ceramah yang sungguh-sungguh sangat singkat (kata pak johan) namun terkesan sangat lama itu.
            Jam pelajaran pun akhirnya usai, bel pulang berdering mengakhiri pelajaran untuk hari ini. Aku sedang berjalan ke luar kelas ketika Dwi berkata padaku, ”pulang bareng yuk, kan rumah kita searah” akupun tidak bisa menolaknya, entah kenapa, aku tidak tahu.
            Saat perjalan pulang,aku dan Dwi berbicara tentang apa saja, kadang-kadang aku melontarkan candaan sehingga dia sampai tertawa dan memukul bahuku. Aku pun membalas dengan cubitan di lengannya, jadilah kami saling pukul-memukul dan cubit-cubitan sepanjang perjalanan pulang. Senangnya hari ini …..
****
28 Maret 2010, 06:30
            Aku terbangun dari tidurku, dikarenakan dering hp yang menandakan ada sms yang masuk. Dengan malas aku membaca isi sms itu :

            From : +6281245630091
            Met pagi, ayo bangun dan nikmati udara pagi ini!!

Hah, akupun kaget. siapa yah yang mengirim sms ini ??  tanpa berpikir dua kali aku segera membalas sms itu .
             To : +6281245630091
            Ini siapa yah ?? tahu nomorku dari mana ??
Tidak lama kemudian, ada sms balasan.
From : +6281245630091
Ini aku, Dwi. Aku udah di depan rumahmu nih. Cepetan keluar…

Secepat kilat kubuka jendela kamarku dan melihat ke gerbang rumah. Ya Ampun, Dwi sudah berdiri di sana dengan pakaian olahraga dan melambaikan tangan kearahku. Segera ku teringat akan ajakannya saat pulang sekolah kemarin bahwa kami akan melakukan kegiatan jalan pagi bersama, pada hari minggu. YA.., hari ini!  Segera aku berganti pakaian dan pergi ke depan rumah. Kukatakan pada Ibuku bahwa aku ada janji dengan teman dan tidak sempat sarapan, tapi ibuku memaksaku untuk sarapan dan bahkan mengajak Dwi untuk sarapan bersama. Tentu saja dia mau. Terpaksa aku sarapan pagi bersama Ibuku dan Dwi karena ayahku sedang berdinas di luar kota.

“ooh, jadi ini temannya Arie, namanya siapa?” ibuku bertanya kepada Dwi, “ nama saya Dwi Utama Sari, bu” Dwi menjawab dengan sopan. ”oh, tumben ada temanmu yang datang ke rumah, Arie” Ibu menyindirku, sungguh sindiran yang menusuk hati. “Ah, Ibu bisa saja..”
aku tertunduk malu, sementara Dwi malah tersenyum. Setelah selesai sarapan, aku dan Dwi berpamitan pada Ibuku.

“jadi, kita jalan pagi kemana nih ?” tanyaku pada Dwi, “ke taman saja yuk” ajaknya. Dan aku hanya bisa mengangguk iya. Sepanjang jalan pagi itu kurasakan ada yang berbeda di hatiku, perasaan yang tidak pernah kurasakan selama ini, tiba-tiba hadir. akupun bertanya-tanya, perasaan apakah ini ……
****

5 April 2010,12:05
            Saat jam pelajaran usai, seperti biasanya Dwi mengajakku pulang bersama. Akupun mengiyakan ajakannya itu. Dalam perjalanan itu, kembali aku merasakan perasaan itu lagi, hanya saja kali ini lebih kuat. Perasaan apakah ini, apakah ini yang disebut cinta? ,aku tidak tahu. Untuk menghilangkannya, aku mulai bercerita tentang kejadian sepanjang sekolah tadi, tentang Budi yang mendapat ’hadiah’ dari Pak Johan karena tidak membuat PR, lalu tentang Indah yang dilempari telur karena ini adalah hari ulang tahunnya, dan juga berbagai cerita lucu lainnya. Dan dia pun seperti biasa, memukul bahuku ketika ada cerita yang membuatnya tertawa.

Akhirnya kami sampai di depan rumahnya, dia berpamitan kepadaku dan masuk ke rumahnya. Akupun kembali meneruskan perjalanku pulang ke rumah.
Sore harinya, ketika aku  sedang menikmati secangkir teh, sebuah pesan singkat masuk ke hp ku. Kulihat pengirimnya, ternyata dari Dwi.

From :  Dwi U.
[+6281245630091]
            Nanti malam, temui aku di taman kompleks. Ada yang ingin kubicarakan …

Akupun membaca pesan itu berulang kali, Ada apa dengannya?  kenapa dia tiba-tiba mengajakku untuk  bertemu? akupun tidak tahu..

            Malam ini, sesuai dengan isi pesan singkat tadi, aku pergi menemuinya di taman kompleks perumahan. Kebetulan malam ini cerah, bulan dan bintang bersinar dengan indahnya. Di bawah pohon yang ada di pinggir taman kompleks ini dia berdiri. Pohon ini menghadap ke tanah lapang yang ada di bawahnya, ini adalah tempat favoritku di taman ini. Akupun berjalan menghampirinya.

            “hai Dwi” aku menyapanya, “oh, hai juga Arie. Maaf mengganggumu yah malam ini.” Dia membalas. ”ya sudah, tidak apa-apa, jadi apa yang ingin kamu bicarakan padaku?” aku langsung bertanya. “emm… bagaimana yah mengatakannya…” dia kelihatan ragu-ragu.  Aku pun langsung berkata, “tidak apa-apa, katakan saja. Aku siap mendengarkan kok” jawabku
 “emm.. baiklah, tapi jangan tertawa yah..” “iya” aku menjawab. “Emm….. sebenarnya aku suka padamu Arie.. sejak pertama kali kita bertemu di sekolah, Aku suka pada dirimu yang tidak memilih teman, jujur saja, semenjak kecil hampir tidak ada yang mau berteman denganku, entah mengapa. Aku selalu merasa kesepian dan sendirian, selalu mengurung diri di rumah, sampai aku mengenal dan menjadi sahabatmu. Aku merasakan perasaan yang belum pernah kurasakan, perasaan senang dan bahagia bila berada di dekatmu, dan kuharap setelah ini, kamu tidak menjauh dari sisiku…”

            Aku hanya bisa terdiam mendengar kata-kata yang diucapkannya, seketika itu juga muncul perasaan sayang dan cinta di hatiku. “ kenapa kamu diam, Arie? Apakah kamu akan menjauh juga dariku?” dia bertanya kepadaku dengan mata yang berkaca-kaca, siap untuk menangis. Aku memandang matanya dan berkata, “Dwi, aku tidak akan menjauh darimu, aku akan selalu ada di dekatmu, karena hidupku dulu hampir sama seperti hidupmu, jadi aku mengerti bagaimana perasaanmu. Aku tidak akan menjauh darimu, karena aku juga suka padamu….”

            Dia menatapku, “Jadi ?” “ jadi, be my sweet darling?” aku mengungkapkan perasaanku padanya. “ absolutely YES” dia berkata dan langsung memelukku sambil menangis. Akupun memeluknya dan menenangkannya.
Oh Tuhan, ini adalah malam terindah dalam hidupku, akhirnya ada orang yang suka kepadaku, biarlah bulan dan bintang di langit malam ini yang menjadi saksinya…..
****

6 April 2010, 08:30
            Di sekolah, tidak ada teman-teman sekelasku yang tahu bahwa kami berdua sudah berpacaran, tidak juga dengan Roger, teman yang duduk dibelakangku. Kami telah berjanji tidak ada yang boleh tahu hubungan kami kecuali kami sendiri dan tentunya, orang tua kami. Sepanjang pelajaran hari ini, kami hanya senyum-senyum sendiri.

            Saat istirahat, seperti biasa, kami berjalan berdua ke kantin. Hanya saja kali ini aku merasakan ada yang lain, seperti perasaan senang. Sedangkan Dwi, terlihat senang sekali.
Begitu juga saat pulang sekolah, dia terlihat berbeda dengan kemarin, sekarang lebih suka memukul bahuku, meskipun tidak ada cerita jenaka yang kuceritakan. Aku berharap, semoga kebahagiaan ini akan berlangsung dalam waktu yang lama…..
****

5 May 2010, 20:30
            “Tlah 1 bulan kita bersama menjalin kasih, so slamat 1 bulan yank..” kukatakan itu kepadanya, di bawah pohon di taman kompleks, tempat dimana kami memulai semua ini.
Dwi kelihatan sangat bahagia, “makasih ,sayangku..” dia pun  kemudian memelukku. Sungguh malam yang akan terus terkenang di dalam hidupku…
****

20 May 2010, 09:30
            Hari ini kulihat Dwi agak berbeda, mukanya agak pucat dan matanya sayu, jadi aku bertanya kepadanya, “sayang, kamu kenapa ?” “tidak apa-apa,  Cuma terserang flu” dia menjawab singkat. Tapi aku tetap merasa ada yang aneh dengan dirinya.

            Perasaan anehku akhirnya terjawab, saat jam pelajaran olahraga, tiba-tiba Dwi jatuh pingsan di tengah lapangan, saat kami semua sedang melakukan pemanasan. Sedihnya, teman sekelasku yang perempuan tidak ada yang mau menolongnya, jadi terpaksa aku dan teman-temanku yang laki-laki yang menolongnya. Kukatakan pada Roger, biar aku yang menemaninya di UKS,sedangkan yang lainnya silahkan lanjutkan pemanasannya.

            Ketika akhirnya Dwi sadar, langsung ku berkata, “ apakah aku tidak boleh tahu apa yang sedang kamu derita?  ,apakah harus kamu yang menanggungnya sendiri ? , kalau iya, jadi untuk apa aku menjadi pacarmu, berada di sampingmu dan menemanimu ?”
Diapun menjawab, “ aku tidak mau memberitahumu karena aku takut akan kehilangan dirimu, bahwa kamu akan pergi begitu mendengar kalau aku mengidap penyakit Thalasemia, karena semua temanku pergi meninggalkan diriku begitu tahu aku mengidap penyakit itu, aku takut itu terjadi lagi pada diriku ….”

            Thalasemia? Ah, aku tahu penyakit itu. Penyakit genetika karena kesalahan pembentukan hemoglobin.  Akibatnya penderita akan mengalami anemia akut dan harus terus melakukan transfusi darah secara periodik. Aku tidak menyangka bahwa kekasihku mengidap penyakit itu. “ karena itu kamu menutupinya dariku? Agar aku tidak pergi dari sisimu? Percayalah, meskupin aku tahu, aku tidak akan mengikuti jejak mereka, aku tidak akan pergi dari sisimu”  ku menjawab, “ benarkah itu? ” “ya, pasti! kamu tidak usah merasa takut” aku meyakinkannya. “terima kasih, sayangku” dia pun memelukku.
Akhirnya, Dwi kuantar pulang ke rumah karena kondisi fisiknya masih lemah.
****

5 Juni 2010,
07:30
            Hari ini Dwi tidak masuk sekolah lagi, ini sudah seminggu sejak dia terakhir kali masuk sekolah. Akupun mulai merasa heran, jangan-jangan penyakitnya kumat lagi, pikirku.
Siang ini aku berencana akan ke rumahnya untuk menjenguk dan menghiburnya.

12;30
            Saat aku akan menuju ke rumahnya, kulihat ada pesan masuk ke hpku. Akupun segera membuka dan membacanya :

From :  Dwi U.
[+6281245630091]
            Maaf yank baru bisa sms sekarang, aku Cuma ingin memberitahu bahwa aku sedang dirawat di rumah sakit karena penyakitku tambah parah. Sebenarnya dari dulu aku ingin memberitahu bahwa hidupku hanya tinggal dua bulan lagi, terhitung dari tanggal 5 April 2010, hari dimana kita mulai berpacaran, tapi aku tak sanggup menyakiti hatimu, karenanya tidak ku beritahu. Terima kasih untuk semuanya, akhirnya aku punya kenangan yang bisa kuingat sampai ajal menjemput….
            Terima kasih sudah menemani hidupku, Arie Prasetya……

Akupun lemas saat membacanya,tak terasa air mataku menetes. Tanpa membuang-buang waktu lagi, segera ku pergi ke rumah sakit dimana Dwi sedang dirawat.


17:30
            Akhirnya setelah berjuang di jalanan, sampailah aku di rumah sakit tersebut. Dengan tergesa, kutanyakan kepada suster penjaga kamar dimana Dwi dirawat. Setelah diberitahu, langsung saja ku menuju ke sana.

            Akhirnya aku sampai, aku langsung membuka pintu, dan melihat Dwi terbaring di ranjang rumah sakit. Di tangannya terpasang jarum infus dan juga selang dari mesin transfusi darah. Orang tuanya kaget melihatku, langsung saja ku hampiri Dwi dan berkata, “kenapa? Kenapa kamu tidak memberitahuku secara langsung ?  Kenapa harus melalui sms ?” “ itu karena aku tidak mau lagi untuk mengatakan ini di depanmu, aku tidak mau melihatmu menderita lagi, bagiku, itu sangat sakit, lebih dari penyakit ini”

            Akupun berusaha keras menahan air mataku dan berkata, “ kamu harus sembuh, HARUS!! Aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Seminggu saja tanpamu sudah cukup membuatku tersiksa, kumohon, Tetaplah hidup!!” “YA”  jawabnya, lalu kemudian dia tidak sadarkan diri.

20:30
            Sudah 2 jam Dwi tidak sadarkan diri, aku, orang tuaku, dan orang tuanya terus menunggu di dalam ruang perawatannya. Akhirnya dia siuman, dan kami semua langsung mendekat ke ranjangnya.  “ untuk orang tuaku, terima kasih kalian sudah merawat dan membesarkanku, aku tahu aku tidak akan bisa membalasnya dengan apapun juga.” Kami semua terdiam, “ dan untuk Arie, terima kasih sudah menemani hidupku selama ini,…… terima kasih…… telah mengisi hatiku ……” Dwi berkata dengan nafas yang semakin pendek, “ dan .. yang .. ter..akhir…. a..ku sayang …kali.. a…n se.. mu.. a……..” ucapan terakhirnya itu diiringi dengan nafasnya yang terakhir dan menutupnya mata Dwi untuk selamanya…….

Orang tuanya tampak tegar dan ikhlas melepas kepergian Dwi untuk selamanya, mereka bisa menahan jatuhnya air mata mereka. Aku langsung menangis di samping tubuhnya, orang tuaku mencoba menenangkanku.
Selamat jalan Dwi sahabatku….
Selamat jalan Dwi kekasihku …
Aku akan selalu mengingatmu selamanya ….

****

            Didalam kesunyian malam
            Ditemani bintang dan bulan
            Bayangmu selalu hadir di pikiranku
            Jikalau bisa
            Lihatlah ku disini
            Ku  kan selalu mengenangmu
            Di hatiku selamanya

Kutulis sebuah puisi baru di buku kumpulan puisiku. Ya, sebulan yang lalu, dimana ku kehilangan dirinya, terasa seperti baru  saja terjadi. Ku masih belum bisa melupakannya, lupa pada senyumnya, pada tawanya, pada sikapnya kepadaku…
Disini, di tempat pertama kali kita menjalin kasih, di bawah pohon di pinggir taman kompleks, dengan disaksikan oleh Tuhan, bulan dan bintang…..

            Ku kembali menatap langit malam dan berusaha tidak akan melupakannya
            Dwi Utama Sari, engkau Kan kuingat slalu di dalam hatiku..
            sebagai pengisi hatiku yang pertama dan yang terakhir
            Sebagai sebuah kenangan terindah yang tak kan pernah kulupakan……
           
            Selamanya…..
 ---------------------------------------------------------

sekian dan terima kasih...

0 komentar:

Posting Komentar

My Friends Banner

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons